Postingan

MUDIK Recall To Base.!

Gambar
  “Kebosanan adalah kejahatan paling besar kedua di dunia. Menjadi membosankan adalah kejahatan terbesar pertamanya.” Jean Baudrillard Dalam bukunya yang sangat terkenal,  Pengetahuan dan Kesucian , Seyyed Hossein Nasr memberikan pandangan yang memukau tentang “Perjanjian Primordial”. Ia adalah perjanjian antara makhluk dan Khaliq, manusia yang masih berupa janin di dalam rahim ibunya dengan Tuhan yang Maha Kuasa; perjanjian ketundukan diri di hadapan-Nya. Sebuah janji  fithri  yang maha  azaly . Jauh sebelumnya, Rasulullah Saw. telah menyabdakan, “ Tidak ada bayi yang dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah (suci) ”. Hadits ini menggambarkan buah nyata “Perjanjian Primordial” itu; perjanjian paling purba yang selalu menandai awal dimulainya denyut hidup seorang manusia. Dalam bahasa Nurcholis Madjid, perjanjian ini disebut “fitrah untuk bertuhan”,  al-hanafiyah al-samhah . Berkat perjanjian itu, semua manusia pada awalnya adalah suci. Tidak ada seora...

MUFTI-MUFTI MADZAHAB MEDSOS

Gambar
 Di kalangan Aswaja, tersebutlah Kutubus Sittah (Enam Kitab Hadits) yang dipercaya sebagai kitab-kitab hadits yang otoritatif untuk dijadikan rujukan hukum. Di antara Kutubus Sittah itu adalah kitab hadits shahih Imam Buhkari dan Imam Muslim. Jika dipikir dalam-dalam, layak di munculkan satu pertanyaan di sini: “Mengapa para imam pakar hadits ini tidak membuat mazhab sendiri?”  Di antara empat imam mazhab yang paling terkenal, Imam Malik disebut-sebut sebagai sosok yang paling ahli hadits –tidak berarti lantas imam-imam mazhab yang lain awam tentang hadits tentunya. Beliau mengumpulkan serakan hadits, meneliti keshahihannya, dan menghafal lebih dari 500.000 hadits. Inilah ternyata alasan utama Imam Bukhari dan Imam Muslim tidak mendirikan mazhab sendiri, lantaran mereka “merasa awam” dalam ilmu hadits sebab “hanya” bisa mengumpulkan dan memverifikasi otentisitas hadits jauh di bawah pencapaian Imam Malik. Tampak jelas, betapa hati-hatinya mereka dalam menempatkan diri di hadap...

Perbedaan ulama dan seorang yang "sekedar" berilmu

Gambar
"Sekedar mengingatkan bagi yang sedang mengenal atau bermuamalah dengan kitab muntahi''; Hati-hati nafsu tajarru' mengajar kitab muntahi, kecuali sekedar mudarasah, jika tidak kita akan mengajar kitab muntahi dengan level mengajar kitab mutawastih, itu sebuah bentuk kezaliman pada kitab muntahin. Misalnya mengajar kitab seperti syarah almawaqif dengan cara mengajar mathali itu sebuah bentuk kezaliman terhadap kitab mathali. Mengajar tahsil fawaid dengan cara mengajar alfiyah itu bermasalah. Mengajar tahsin maakhiz dengan cara ketika mengajar fathul muin tentu bermasalah. Begitu juga dalam bidang ilmu yang lain. Perbedaan ulama dan thalibul ilm level muntahin adalah bagaimana cara mereka mengunyah hawasyi dari muthawalat. Kemampuan ini baru akan didapatkan hanya dengan talaqqy. Karena sisi praktis itu ya harus dibawah bimbingan ulama.  Siapapun yang mulai memasuki kitab muntahi dibawah bimbingan kibar, dia akan segera sadar bahwa ternyata hal paling konyol yang pernah d...

TELINGA AGAMA

Gambar
Usai membaca cerpen "Telinga Van Gogh" karya sastrawan Brasil, Moacyr Scliar (hlm. 366), saya tepekur. Di kepala saya bergumul kelebat-kelebat: benar, ya,  (1) telinga yang khittahnya tentu sangat penting untuk mendengar dan menyecap suara-suara kebaikan bisa menjelma sedemikian buruknya bila telah kehilangan fungsi dasarnya. Ia tak lebih dari suatu bentuk lahiriah labirin belaka: "Jika kau perhatikan sepotong telinga baik-baik --telinga siapa pun, apakah milik Van Gogh atau bukan--kau akan melihat bahwa benda itu dirancang amat mirip dengan sebuah labirin. Di dalam labirin itu aku lenyap dan tak pernah menemukan jalan keluar."  (2) bila kau memandang labirin dari ketinggian, akan terasa mudah membayangkan memasukinya dan keluar dengan selamat. Tetapi saat benar-benar menenggelamkan diri di dalamnya, dapat dipastikan "aku lenyap". Agama apa pun, pada skala substantifnya, jelas mengajarkan kebaikan-kebaikan. Tidak berarti saya menganggap sama semua agama....

Dilema Panggilan Dakwah

Gambar
Dalil-dalil tentang perintah mengajarkan al-Qur’an kepada orang lain menjadi landasan umum bagi kita untuk menempatkan diri melakukan dakwah. Misal, “Sampaikan dariku walau hanya satu ayat...”, “Sebaik-baik kalian ialah orang yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya...”, dan “Serulah kepada jalan Allah dengan cinta (hikmah), nasihat yang baik, dan debatlah dengan perdebatan yang baik...” Usai membaca ayat-ayat tersebut, kita semua merasa terpanggil untuk berdakwah sebagai ekspresi keimanan dan keislaman kita.  Psikologi “panggilan dakwah walau satu ayat” menghadirkan ghirah tinggi pada diri kita untuk berbicara, menyampaikan, dan menyerukan Islam ke mana-mana. Tetapi persoalannya tidak sesederhana mewujudkan panggilan dakwah itu di lapangan. Ada dilematika yang sangat serius, yakni bahwa apa-apa yang disampaikan oleh kaum alim (mendalam ilmunya) dengan kaum awam (pas-pasan ilmunya) akan menghadirkan perspektif dan metode yang telak berpunggungan. Si alim amat potensial menghad...

TENTANG HIDUP

Gambar
 Al-Hadid 29 "....mereka (manusia) tak ada kuasa sedikitpun pada karunia Allah dan sungguh karunia itu hanya berada dalam genggaman tangan Allah yg akan Dia berikan kepada siapa yang dikehendakiNya. Dan Allah lah yang mempunyai karunia yang besar." Di ayat lain Allah berfirman: "Allah akan meluaskan rezeki kepada siapa yang dikehendakiNya dari hamba-hambaNya dan (atau) menyempitkannya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." Al-Hadid 22 "Tiada suatu kejadian pun yang terjadi di muka bumi dan (pula) pada dirimu kecuali telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya (kejadian itu). Sesungguhnya itu sangat mudah bagi Allah." * Pertama, semua karunia berada sepenuhnya dalam kuasa Allah. Rezeki, prestasi, popularitas, dan sebagainya.  Kedua, Allah memiliki hak prerogatif mutlak untuk memberikan karunia-karuniaNya kepada siapa saja yang dikehendakiNya.  Boleh jadi, seorang mungkar dan fasik diluaskan rezekinya oleh Allah, di...

Isi hati dan keprihatinan ku

Gambar
Sebagian muslim gagap untuk sekadar menyadari bhw ayat-ayat "aminu" beriringan dgn "'amilus shalihat", berbuat kebaikan2. Keduanya sepaket. Tk terpisahkan. Lalu, sejak kapan etika (akhlak) pd siapa pun tdk menjadi bagian dr 'amilus shalihat? Apalagi kau bilang mengikuti Nabi Muhammad saw. Kapankah Nabi yang agung itu tidak mengedepankan akhlak yang baik bahkan kepada umat yang tidak bersyahadat padanya? Apalagi kepada sesaudara seiman? Fathu Makkah. Umat Islam memasiki kota Makkah dgn kekuatan tak tertandingi. Nabi berkata: siapa saja yang masuk ke masjidil haram atau rumah Abu Sufyan aman. Abu Sufyan adalah dedengkot musuhnya kala itu. Apa arti sejarah ini jika bukan proklamasi akhlak karimah, pemuliaan pada sesama manusia, penjunjungan pada hak hidup dan hak asasi manusia? Lalu, kini kau ringan sekali memaki, mengumpati, menyakiti, menista orang-orang lain, seiman pula, hanya karena berbeda paham, aliran, dan pilihan politik dan ideologi. Kau pekikkan ...